BIL - 3
Sivia bersandar di tembok menatap dua orang yang saling berdebat di tengah lapangan. Kedua tangannya terlipat dibawah dada. Wajahnya tanpa ekspresi apapun. Bel masuk sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Tapi koridor sekolah masih ramai karena belum ada satupun guru yang memasuki kelas.
Sivia segera mengalihkan pandangannya dari sana. Matanya tertumpu pada Prissy yang berada di sampingnya. Prissy sendiri sudah menjadi sahabatnya sejak smp. Dan mereka dipertemukan lagi saat sma hingga sekelas dan duduk sebangku dua tahun berturut-turut.
“Apa yang lo lakuin setelah ini?”