Aku menarik nafas tertahan ketika sosok itu tengah menghampiriku.
“Yel, pulang yuk!” Gabriel mengheryit heran.
Aku menarik nafas pelan.
“Udah pulang yuk.” Aku menarik tangan Gabriel dan mulai beranjak dari tempat aku berteduh di pinggir lapangan basket.
Tubuhku sedikit terhuyung membuat Gabriel memposisikan tubuhnya dekat denganku.
“Diktator loe sekarang berapa?” Tanyanya dingin.
“Masih stabil.” Gabriel mendengus pelan lalu menarik pergelangan tangan kiriku.
Aku tersentak, berusaha untuk menarik pergelangan tangan kiriku. Gabriel semakin mencengkram tanganku tanpa sadar aku meringis kecil.