Gemuruh hujan masih
terdengar jelas di dalam rumah Ify. Menunggu Gabriel adalah hal yang paling
membosankan semasa hidupnya. Dengan kesal, Ify mulai membuka pintu rumahnya.
Menunggu diluar lebih baik dari pada menunggu di dalam, pikirnya.
Ify bersender pada dinding sambil sesekali
mengeratkan sweater yang melekat pada
tubuhnya. Cuaca hari ini sangat tidak mendukung apalagi dengan Ify yang
mempunyai alergi dingin. Sebuah mobil berhenti tepat didepan Ify. Gabriel
keluar dengan segera menghampiri Ify.
“Maaf Fy, gue telat.” Perasaan bersalah menyelimuti
Gabriel saat melihat Ify sesekali mengeratkan sweaternya.
Ify mengangguk pelan, “Bentar. Ada yang ketinggalan.”
Ify mulai berlari kecil memasuki dalam rumahnya tanpa
menuggu persetujuan Gabriel. Namun beberapa menit kemudian Ify mulai keluar dan
menutup pintu rumahnya. Ia segera membuka pintu depan mobil Gabriel lalu memasukinya.
Gabriel sendiri mengeryit heran lalu mulai berjalan menuju arah kemudi mobilnya
dan mulai menjalankan mobilnya.
***