15/03/13

BARBIE GIRL - 3


BG - 3

Tidak terasa sudah seminggu Ify bersekolah di Frencos. Keadannya masih sama seperti ketika Ify pertama kali menginjakan kakinya di sana. Ify yang selalu dilihat dengan berbagai sudut pandang, sirat kekaguman jika menatap wajahnya dan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan lainnya. Gerak-gerik Ify sekecil apapun akan menimbulkan suatu perbincangan yang pasti bisa ke arah positif maupun negatif. Tapi Ify sendiri sudah mulai terbiasa dengan perbincangan yang berhubungan dengan dirinya. Hanya menganggap angin lalu dan yang terpenting mereka semua tidak tahu apa-apa tentang dirinya.


Dan perbincangan tentang dirinya dimulai lagi pagi ini. Ketika Ify berjalan berdampingan bersama Alvin melewati koridor sekolah. Ify hanya tersenyum ramah beda dengan Alvin yang berjalan secuek mungkin.

Ify dan Alvin berhenti tepat di kelas X-Azmo. Setelah berpamitan dengan Alvin, Ify langsung memasuki kelasnya. Tepukan di pundaknya membuatnya behenti dan menoleh ke belakang.

“Hey Fy!” Sivia berdiri di depan Ify dengan cengiran khasnya.

Ify terdiam sesaat dan menatap Sivia sebal. Ditariknya lengan Sivia menuju kantin. Sivia hanya pasrah tangannya ditarik begitu saja dan segera mengikuti langkah Ify yang terburu-buru.

“Kok lo bisa ada di sini? Jangan bilang kalo lo pindah ke Frencos? Oh syalalala.” Ify menggelengkan kepalanya perlahan-lahan.

Sivia hanya tersenyum kecil. “Lagian di Higo nggak seru kalau lo nggak ada. Berasa kayak makan nasi tanpa garam haha.” Sivia menjawil dagu tirus Ify.

Ify menunjukkan ekspresi seperti mau muntah. Sepersekian detik keduanya tertawa bersamaan. Tidak peduli dengan kantin yang saat ini sedang ramai karena rata-rata anak Frencos sendiri memilih makan pagi di sekolah.

Ify memberhentikan tawanya dan mulai bertanya lagi kepada Sivia. “Terus Gabriel ikut juga?”

“Gue ngajakin sih tapi Iyel nggak mau. Teman-teman tongkrongannya selain kita tentunya pada di Higo. Dan akhirnya cuma gue yang pindah haluan ke Frencos.” Sivia terkekeh pelan.

Ify hanya tersenyum miris melihat kedekatan Sivia dan Gabriel. Helaan nafasnya terdengar pelan di telinga Sivia tanpa Ify sadari. Sivia sendiri hanya menganggap acuh walau sebenarnya hanya berusaha untuk tidak peduli.

***

Sivia ditempatkan di kelas X-Azmo bersama Ify dengan bantuan pamannya yang merupakan kepala sekolah di Frencos walau sebenarnya kepemilikan Frencos sendiri ada Farida, Omma Ify. Sivia duduk bersama Pricilla dibelakang tempat Ify. Tadinya ia mau duduk sebangku bersama Ify namun ternyata Ify sudah duduk bersama Acha.

Selama pelajaran berlangsung entah kenapa Ify merasa gelisah sendiri. Terselip perasaan gundah yang Ify sendiri nggak ngerti apa penyebabnya. Sedangkan Acha hanya menatap teman sebangkunya dengan heran tapi toh tidak diperdulikannya dan fokus kembali ke pelajaran.

Ify menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Menghilangkan segala perasaan yang hampir membuatnya gila. Sekitar dua puluh menit kemudian bel istirahat berbunyi. Kali ini Ify mempergunakan istirahatnya menemani Sivia untuk tour melihat-lihat apa aja yang ada di Frencos.

Frencos sendiri termasuk sekolah elit kawasan teritorial wilayah tingkat nasional. Isinya mayoritas orang-orang bonjour tapi orang-orang kalangan biasa juga bisa bersekolah disini tentunya. Fasilitas yang bisa dibilang paling lengkap diantara sekolah lain membuat orang-orang ingin bersekolah disana. Lapangan bassball, hall indoor basket, swimming pool, lapangan outdoor, ruang serba guna, taman baca, dan terakhir gedung-gedung yang berjulang tinggi dan luas ada di Frencos. Gedung dengan tingkat 3 level. Level Z-Frencos untuk Sekolah Dasar, I-Frencos untuk SMP dan terakhir A-Frencos untuk tingkat SMA.

“Disini ada hall indoor basket?” Tanya Sivia saat melihat gedung yang menjulang di samping lapangan outdoor.

Ify mengangguk kecil. Sivia lantas menarik Ify menuju hall indoor basket. Sesampainya disana, Sivia membuka pintu akses untuk memasuki tempat tersebut. Loker-loker tiap siswa dapat dilihat di samping kanan dan kiri saat pintu terbuka.

“Gue mau main. Sparing yuk!” ajak Sivia saat membuka loker miliknya bertuliskan Sivia A [X-Azmo]. Padahal Sivia baru masuk hari ini tapi loker untuk Sivi sendiri sudah ada. Itulah keunggulan kecepatan fasilitas yang ada di Frencos.

Sivia mengambil baju basketnya yang ada di dalam loker tersebut. Dan langsung menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Ify hanya menatap malas Sivia dan berjalan menuju pinggir lapangan basket.

Lima menit kemudian Sivia sudah kembali dengan baju dan celana khas basket putri andalan Frencos. Seragam Frencosnya sudah diletakkan kembali diloker miliknya.Di liriknya Ify yang ada di tepi lapangan tanpa ikut berganti baju seperti dirinya.

“Lo nggak main?” Sivia mengambil bola basket di ujung lapangan.

“Apaan gue aja nggak bisa mainnya.” Ify menatap malas Sivia sambil mencibirnya.

“Elaaah sepik aja dulu. Cepet sono ganti udah lama gue gak sparing  sama elo.” Sivia tersenyum kecil.

“Hahaha. Kalau kalah jangan nangis tapi ya!” Ify menggerling lucu ke arah Sivia dan berjalan menuju lokernya.

***

Dua puluh menit sudah berlalu antara sparing Sivia dengan Ify. Entah bagaimana permulaannya sekarang Sivia memimpin dan mulai menshoot bola dengan jarak jauh. Dan sepertinya dewa fortuna sedang tidak berpihak ke Sivia kali ini, dengan segera Ify merebound bola itu dan membawanya ke daerah pertahanan Sivia. Ify mempercepat langkah kakinya dan segera melakukan  slamdunk dengan mulus.

Sivia mengelap peluhnya yang menetes. Tawa besarnya menggema di hall indoor ini. “Nggak nyangka seorang Ify cucu dari Omma Farida semakin menunjukkan kecowok-cowokannya. Hahaha.” Sivia segera berjalan ke tepi lapangan dan duduk di sana.

Ify mendelik sebal. “Maksud lo?”

“Elo kan bukan cewek tulen Fy.” Dan seketika tawa menggelegar keluar dari mulut Sivia. Ify menimpuk Sivia dengan handuk kecil yang tadi di bawanya dari loker.

“Kan sejak elo beralih menjadi ‘tumpuan’ Omma, nggak ada lagi namanya Ify yang gue kenal. Tapi sekarang.. you know lah. Jarang-jarang gue liat lo main basket lagi.” Sivia mengambil minum yang tersedia di pinggir lapangan.

“Yaa my live in the now rich again rick. Sometimes painful and sometimes not. Gue kayak punya kepribadian ganda. Di sekolah lo bakal liat sosok diri gue yang sebenarnya tapi ketika gue keluar dari lingkungan sekolah.. I was not really hmm.”

Sivia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. “Gue tau elo punya banyak sisi yang berbeda. Kadang bisa disentuh tapi kadang juga elo seperti kaktus susah banget kalo disentuh.”

Ify tertawa pelan. “Gotcha! Lo emang the best banget deh!” Dicubitnya kedua pipit Sivia yang chubby sekencang mungkin sambil melepaskan tawanya.

***

Alvin menghampiri Ify sambil membawa minuman ke kantin setelah tadi mencarinya ke kelas X-Azmo dan Ify tidak ada di sana. Alvin segera duduk di depan Ify yang terlihat mengobrol dengan.. Sivia. Alvin terbelalak lalu menyentuh kening Sivia dengan satu jari dan tanpa di duga-duga oleh Sivia, Alvin menoyornya.

“Eh buset kak main toyor-toyor aje. Gila ye kakak lo Fy.” Sivia merengut sebal sekaligus mencibir sambil melihat Ify.

“Lah lagian lo kok bisa ada di sini? Pakai seragam Frencos lagi.” Ify terkekeh melihat raut wajah Alvin yang melongo khas kayak sapi ompong.. ups.

“Denger ya kak Alvin jelek. Sivia Azizah SEKARANG sudah bersekolah di FRENCOS.” Ucap Sivia dan menekankan kalimatnya di beberapa kata.

Alvin hanya bergumam lucu. Pandangannya beralih ke Ify yang terkekeh pelan. “Tadi abis kemana Fy?”

“Nganterin Sivia tour keliling Frencos terus tuh anak ngajak sparing kak.” Ify mengambil milkshake yang ada di genggaman Alvin.

“Oh pantes. Tadi kakak cariin di kelas kamunya nggak ada. Eh iya tumben mau di ajak main basket lagi? Udah ada patner yang setara ya? Haha.” Alvin mengusap puncak kepala Ify.

“Woiya dong. Sivia gitu. Ify mah masih dibawah, Sivia yang diatas. Haha.” Alvin melirik ke arah Sivia yang tiba-tiba ikut dalam percakapan dirinya serta Ify. Lalu mencubit pipi Sivia kencang.

“Ya gitu deh kak hehe.” Ify menunjukkan cengiran khasnya saat Alvin menatap ke arahnya.

Kini entah disadari atau engga, Sivia sudah menjadi topik perbincangan di Frencos karena cap sebagai ‘anak baru’ sudah bisa menjalin keakraban terhadap Ify serta Alvin. Sedangkan dari banyaknya siswa-siswi yang bersekolah di Frencos tidak ada yang seberani dirinya apalagi bisa berstatus ‘dekat’ dengat mereka. Sampai sekarang berbagai spekulasi muncul tapi belom ada yang terjawab sama sekali. Tentang bagaimana asal-usul Ify yang bisa dekat dengan Alvin, seorang cucu pemilik sekolah serta penerus keluarga terpandang di seluruh dunia serta keakraban ‘anak baru’ yang sudah bisa dekat dengan mereka.

Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semuanya... 

-0-0-0-0-0-


Cheers,


@Lcoaster17

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy your comment! :)