29/12/13

Show Me Your Love [1/3]

cover by MissAzmatoART

Title :
Show Me Your Love [1/3]
Author : 
Lcoaster17
Main Cast :
Ify Alyssa, Mario Stevano, Sivia Azizah
Genre :
Romance, Angst
DC :
"Ketika cinta menunjukkan yang sebenarnya.."
Next Part :
|2| |3|

***

            Senyuman itu hanya untukku..

            Begitu juga dengan hatinya yang hanya milikku..

            Berulang kali Rio merapalkan kalimat yang mampu membuat hatinya meletupkan kebahagiaan. Dan tidak henti-hentinya Rio memanjatkan doa atas anugerah yang diberikanNya karena perempuan yang sedang bersandar dibahunya telat menjadi miliknya. Perempuan yang harus ia jaga dan lindungi selama hidupnya. Rasa sayangnya melebihi kisah cinta kepada mama kandungnya.

            Tangan Rio mengusap lembut puncak kepala Ify. Sesekali Rio menatap Ify yang masih asik menatap pancaran kembang api dari atas bukit.

            “Aku sayang kamu.”

            Ify tersenyum mendengar kalimat Rio barusan. Entah kenapa setiap Rio mengucapkan kalimat sakti itu, hatinya selalu merasakan kegembiraan. Selalu merasa bahwa Rio memang untuknya dan Tuhan mengirimkan Rio untuk melengkapi hidupnya yang kosong.

            “Bahkan tanpa kamu bilangpun aku selalu tau. Kamu Rionya aku dan aku Ifynya kamu.” Ify tersenyum kecil sambil memandang Rio.

            “Hey! Selalu bisa deh kamu yaa. Dasar Ifynya Rio emang ih.” Rio menjawil dagu Ify dengan lembut.

            “Kamu tahu?” Ify memandang Rio yang masih menunggu kelanjutannya. Kedua tangannya meraih tangan kanan Rio. Ia menggenggamnya dengan lembut. “Setiap hari yang aku jalani asal ada kamu itu udah cukup buat aku…”

            Rio melepaskan tangannya yang tadi digenggam Ify. Kembali mengeratkan tubuh Ify agar selalu dekat dengannya.

            “Jangan pernah raguin hal-hal apapun yang menyangkut aku. Karena pada dasarnya kamu lebih mengenal aku dari pada yang lainnya. Aku pun juga begitu.. Aku lebih mengenal kamu dari siapapun.”

            Rio tersenyum kecil lalu mengangguk perlahan saat Ify menatapnya intens. Ify menutup matanya saat Rio memberikan kecupan di puncak kepalanya.

            Aku selalu berharap ini bukan akhir dari perjalanan kita..

***

            Ify melangkahkan kakinya menuju kelas Rio. Hari ini ia berniat mengajak Rio untuk makan di kantin karena ada menu baru dengan harga yang murah. Ify tersenyum saat melihat Rio berada di dalam kelas yang tidak begitu ramai.

            “Hey Lek!” Ify mempercepat langkahnya menuju meja Rio.

            Rio tersenyum kecil sembari melambaikan tangannya kepada Ify. “Hey.” Ucapnya saat Ify sudah berbalik arah duduk didepannya.

            “Laper.” Ify mengerucutkan mulutnya saat menatap Rio.

            Rio mengetuk dahi Ify pelan. “Iya ayo cepat.”

            Ify tersenyum kecil lantas mulai berdiri dari duduknya. “Ayo Rio.” Rio hanya mengangguk dan beralih menatap kearah Sivia yang sedari tadi duduk di sampingnya.

            “Vi, mau nitip nggak? Entar dilanjut lagi deh ya.”

            “Nggak deh. Makasih Yo.” Sivia tersenyum kecil membalasnya. Rio hanya mengangguk dan kemudian menggandeng Ify berjalan menuju kantin.

            “Dia siapa?” Ify sesekali menghadap kearah belakang untuk melihat Sivia yang tengah menyibukkan diri dengan buku-buku.

            “Sivia. Anak baru dikelasku dan kebetulan juga dia duduk sebangku sama aku.” Rio mengarahkan kepala Ify ke bahunya.

            “Kenapa sih nengok kebelakang mulu? Nggak bisa move on yaa?” Rio mencubit pipi Ify dengan gemas.

            “Apaansih Lek.. iya nggak bisa move on dari kamu. Puas?” Ify menjulurkan lidahnya kearah Rio.

            “Dasar anak ayam. Masih ngetek di aku juga ih.” Rio semakin mencubit pipi Ify kencang.

            “Kamu.. udah tau jelek masih ngumbar aja kegantengannya.” Ify mendelik males kearah Rio.

            Rio hanya tertawa kecil dan segera mengajak Ify untuk duduk di meja paling pojok yang mengarah ke taman sekolah.

            “Kamu pesan apa?” Rio sudah bersiap untuk mengantri seperti siswa-siswi lainnya yang sedang ada di kantin.

            “Pasta sama air putih ya. Nggak pake lama hehe.” Ify memandang Rio yang mengacungkan ibu jari kepadanya. Pandangannya masih mengarah ke punggung Rio yang berlari cepat untuk mengantri makanan.

            Dalam diam, Ify tersenyum lirih melihat Rio yang menengok kearahnya dengan mengacungkan kedua ibu jarinya lagi untuknya.

Semoga selalu seperti ini.. nggak akan ada yang berubah diantara kita..


***

             Pernah dengar kalimat ini? Bahwasannya setiap pasangan yang bertahun-tahun menjalin hubungan pasti ada masanya ketika sebuah angin menerpa kencang. Setelah masa itu selesai maka yang terlihat adalah kesungguhan. Bagaimana mereka mengambil sebuah pilihan untuk membersihkan bekas angin tersebut.

            Dan mungkin Ify pernah memikirkan itu semua. Untuk saat ini hubungannya dengan Rio terbilang baik-baik saja. Masih Rionya Ify juga Ifynya Rio.

            Saat ini Ify masih menunggu Rio di pelataran sekolah karena untuk Rio yang berstatus akan mengakhiri masa-masa sekolahnya harus menghadapi jam tambahan pelajaran. Untungnya Rio tadi sudah berjanji akan membelikannya ice cream di sebuah gang kecil saat menuju rumahnya. Dengan begitu Ify merasa senang walau harus rela menunggu Rio agar bisa pulang bareng.

            “Hey Fy!”

            Ify menoleh ke asal sumber suara tersebut. Terlihat Ray yang notabennya teman sekelas berlari kearahnya. “Kenapa Ray?”

            Ray terlihat mengatur pernafasannya yang tidak teratur. “Tadi gue abis dari unit photography terus ketemu kak Rio. Katanya lo disuruh duluan aja soalnya jadwal jam tambahannya sampai maghrib.”

            Ray menatap cemas kearah Ify. “Lo nggak apa-apa kan? Bahaya nih.. soalnya nanti gue yang kena amukan kak Rio.”

            Ify tersenyum. “Oke makasih Ray. Yaudah gue duluan ya. See you on tomorrow!

            Ray mengangguk kecil. “Tiati Fy!” teriaknya saat Ify sudah berlari menuju gerbang. Ify membalas dengan mengacungkan kedua ibu jarinya kearah belakang menghadap Ray.

            Pertama kalinya kamu nggak nepatin janji.. Semoga ini bukan awal dari keretakan hubungan kita Yo. Aku akan selalu berharap begitu..

***

            Sivia memandang Rio yang sedang sibuk memasukkan buku-buku dan peralatan tulis ke dalam tasnya. “Yo, serius hari ini hunting?”

            Rio memandang SIvia sebentar. “Iya, abisnya kalau ditunda lagi bisa langsung keteteran. Eh iya kerumah gue dulu ya bentaran ngambil kamera.”

            Sivia mendorong bahu Rio keras lalu melengos. “Yee.. sama aja bohong itu mah. Gue juga mendingan pulang dulu kerumah bentaran ngaso kan enak.”

            Rio langsung menoyor kepala Sivia. “Enak di lo itu. Lagian gue kan mau ngambil kamera bukan mau ngaso tepar kasur.”

            Sivia mencibir pelan. “Yaudah ayo keburu malem.”

            Rio langsung menggandul tasnya dan menarik Sivia keparkiran. “Iye bawel..”

            “Yee bocah songong diem deh..” Kini gentian Sivia yang menoyor kepala Rio.

            Rio hanya tertawa dan sejenak melupakan rasa bersalah yang tadi dihinggapinya saat membatalkan janji kepada Ify. Ia memberikan helm yang biasa dipakai oleh Ify ke Sivia setelah sampai di parkiran motor.

            Beberapa menit kemudian motor yang ditumpanginya sudah melesat menuju rumahnya dengan cepat karena hari sudah semakin sore.

***

            “Hey Boli! Ih kangen deh sama kamu.” Ify tersenyum senang saat melihat anjing peliharaan Rio sedang ada di dalam rumah. Diusapnya pusaran badan Boli hingga Boli mengonggong kesenangan.

            “Fy ini diminum dulu. Mama udah buatin khusu buat kamu.” Manda menaruh gelas beserta cemilan di meja makan sembari menunggu Rio pulang.

            “Thanks Mom! Makin cinta deh sama mama hehe.” Ify berlari dan mengecup kedua pipi mama Rio dengan senang.

            Kemudian Ify berjalan kearah westafel untuk mencuci tangannya sehabis memegang Boli. Ia lantas duduk sambil menegak orange juice yang tadi dibuatkan oleh mama Manda.

            “Rionya masih disekolah emang? Ify nggak nunggu Rio juga?” Manda mengusap rambut Ify pelan sama seperti Rio yang selalu mengusap puncak kepalanya.

            “Engga.. Tadi katanya dia pulang sore karena ada tambahan jam. Terus Ify disuruh pulang duluan. Karena Ify males pulang kerumah yaudah Ify mampir kerumah mama aja hehe.” Ify mengunyah cookies yang ada dihadapannya.

            “Yaudah mama mau kedalam dulu yaa. Nanti kalau Rio sudah pulang suruh ganti baju terus kamu ajak makan ya. Nanti biar sekalian Rio yang nganterin kamu pulang.”

            “Oke siap!” Ify mengangguk hormat selayaknya lagi upacara. Manda hanya tertawa kecil di iringi suara kekehan Ify dibelakangnya.

            Pada saat yang bersamaan pintu masuk terbuka menampilkan Rio bersama Sivia. Ify hanya menatap Rio heran kemudian langsung berubah menjadi senyuman.

            “Udah selesai?” Ify memandang kearah Rio.

            “Kamu disini?” Rio mengusap puncak kepala Ify.

            “Iya bosen dirumah makanya kesini aja. Ganti baju gih baru makan.” Ify mendorong Rio untuk segera naik tangga menuju kamarnya. Rio mengacungkan ibu jarinya ke arah Ify, lalu ia langsung berlari menuju kamarnya.

            Pandangan Ify beralih menuju Sivia yang sudah duduk di depannya. Kebetulan saat ia berbicara kepada Rio tadi, Manda sudah sempat kenalan dengan Sivia dan menyuruhnya duduk.

            Sivia hanya tersenyum saat menatap balas Ify. “Hey. Gue Sivia tapi panggil Via aja.” Sivia menorehkan senyum kearah Ify.

            Ify mengangguk pelan dan segera mengalihkan diri untuk makan sisa cookies yang masih tersedia di piring.

            “Lama nunggu? Maaf ya.”

            Seketika Ify langsung menghadap kearah Rio dan ingin membalas perkataannya. Tapi sebelum itu Sivia sudah menyahut terlebih dahulu.

            “Iya nggak apa-apa. Udah kan? Yuk keburu malem.” Sivia segera beranjak dari duduknya.

            “Kamu mau kemana?” ucapan itu terlontar dari bibir Ify saat melihat Rio sudah rapih dengan menenteng jaket dan tas kamera.

            “Mau hunting ada tugas yang harus diselesaikan. Aku tinggal dulu ya. Kalau kamu masih lama disini, nanti pas pulang aku anterin ya.” Rio langsung beranjak mengikuti Sivia.

            Ify menatap kedua punggung yang ada dihadapannya. Matanya mengarah saat melihat gerak-gerik Rio mengasihi jaket yang tadi di pegangnya ke arah Sivia. Ify bisa melihat Rio tersenyum kecil saat melihat Sivia yang disampingnya segera memakai jaket darinya.

            Ify masih berdiam diri saat melihat siluet mereka hilang dari pandangannya. Dan lagi-lagi panjatan doa yang mulai mengisinya sedari kemarin terucap kembali di lirihan suaranya.

            Semoga ini cuma ujian awal dari hubungan yang telah lama kita jalin agar lebih baik lagi di kedepannya. Semoga…

***
1of3 selesai. Mudah-mudahan kelar pas tahun baru ya. Dan ini balik lagi setelah hiatus berbulan-bulan dari ff karena jadwal kuliah yang super padet. Sampai ketemu di chapter 2of3 ya! Thanks udah mau baca ^^

@Lcoaster17

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy your comment! :)